Culture

Mengenal Hari Suci Galungan, Menangnya Kebaikan atas Kejahatan

Pada hari Rabu (14/4/2021), umat Hindu merayakan Hari Suci Galungan. Identiknya, dalam perayaan ini, umat Hindu akan bersembahyang memuja leluhur di sanggah atau “merajan” (tempat suci di pekarangan rumah).

Dalam wawancara pada 15 September 2020, Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana I Gede Pitana menjelaskan bahwa Galungan adalah sebuah perayaan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan/kejahatan). Itu pemaknaan secara dongeng atau legenda,” kata dia.

Baca juga: 

Berdasarkan dongeng atau legenda, arti Galungan adalah perayaan kemampuan manusia mengalahkan musuh-musuh dalam dirinya.

Lebih lanjut, Pitana mengatakan bahwa dalam agama Hindu, musuh paling besar dan kuat tidak berasal dari luar namun dari dalam diri manusia.

Penerapan protokol kesehatan saat persembahyangan Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (16/9/2020) lalu.
Penerapan protokol kesehatan saat persembahyangan Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (16/9/2020) lalu.

© Disediakan oleh Kompas.com Penerapan protokol kesehatan saat persembahyangan Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (16/9/2020) lalu.

Enam musuh yang harus dikalahkan

Pitana menyebutkan, ada enam musuh yang harus dikendalikan umat Hindu menjelang Galungan. Enam musuh tersebut disebut sebagai “Sad Ripu”.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut bagian-bagiannya:

  • “Kama”, keinginan atau hawa nafsu.
  • “Lobha”, kerakusan atau ketamakan.
  • “Krodha”, kemarahan atau kebencian.
  • “Moha”, kebingungan.
  • “Mada”, kemabukan.
  • “Matsarya”, iri hati atau dengki.

“Enam [bagian] itu musuh yang paling berat untuk dikalahkan. Galungan ini sebenarnya usaha untuk mengalahkan enam musuh itu. Jadi, kemenangan melawan musuh-musuh itu,” ungkap dia.

Baca juga: 

Selanjutnya, Pitana menuturkan, setiap orang yang berhasil mengendalikan “Sad Ripu” akan mendapat kebahagiaan.

Sebab, enam musuh tersebut sebenarnya sumber penderitaan, perasaan tidak enak, serta kesengsaraan.

Bukan Hari Raya tapi Hari Suci

Selama ini sebagian besar orang mungkin menyebut Galungan sebagai Hari Raya Galungan. Namun, menurut Pitana pengucapan tersebut tidak tepat.

Seharusnya, kata dia, Galungan diucapkan dengan kalimat Hari Suci Galungan lantaran Galungan adalah hari yang disucikan dan bukan hari raya.

“Hari Suci Galungan. Karena hari itu hari suci, bukan hari raya. Jadi selamat merayakan Hari Suci Galungan,” ujar Pitana.

sumber: kompas.com

Author: Ido Delia

Tinggalkan Balasan