Rendang Minangkabau yang Mendunia, Ketahui Sejarah dan Jenisnya

4 Nov 2020 1 min read No comments Kuliner
Featured image

Rendang tidak hanya tersohor di dalam negeri. Tapi makanan khas Sumatera Barat ini sudah terkenal namanya di dunia, bahkan pernah ditetapkan sebagai makanan terenak.

Namun tahukah Anda bahwa rendang sebenarnya bukan nama makanan? Tapi merujuk pada lamanya waktu memasak daging agar teksturnya menjadi empuk dan kering serta beraroma rempah sehingga daging berwarna kecoklatan. Teknik memasak ini menjadikan rendang punya citarasa yang sangat lezat.

Pada 9 April 2018, seperti dikutip dari Indonesia Travel, Kementerian Pariwisata RI memasukkan rendang sebagai salah satu dari lima makanan khas nasional bersama dengan soto, nasi goreng, sate, dan gado-gado.

Kalau melihat dari sejarahnya, awalnya rendang dibuat dari daging kerbau dan hanya dinikmati pada acara-acara adat tertentu saja. Sebab, rendang menduduki kasta yang paling tinggi di antara hidangan lain dan sering disebut sebagai kepalo samba atau induknya makanan dalam tradisi Minangkabau berdasarkan tulisan Reno Andam Suri dalam Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang (2012)

Sebenarnya, tradisi mengawetkan daging ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Minangkabau. Proses pengawetan ini tentunya dilakukan dengan tradisional tanpa menggunakan bahan kimia.

Dalam proses memasak rendang, masyarakat Minangkabau percaya bahwa rendang memiliki tiga makna sikap, yakni kesabaran, kebijaksanaan dan ketekunan untuk menghasilkan rendang dengan kualitas yang baik.

Sekarang ini, rendang bukan hanya dibuat dari daging kerbau atau sapi. Beragam bahan makanan bisa diolah ala rendang seperti ayam, ikan, telur, cumi-cumi dan udang.

Untuk rendang daging sapi dikelompokkan lagi menjadi rendang paru, limpa dan babat. Sedangkan dari kegunaannya, rendang dibagi lagi menjadi sua kelompok, yaitu rendang untuk upacara adat berupa sajian 1 kilogram daging utuh tanpa dipotong-potong dan rendang untuk sehari-hari yang biasanya 1 kilogram daging dipotong-potong menjadi 20 bagian.

Kelezatan rendang pun makin tersohor karena tradisi merantau yang biasa dilakukan orang Minangkabau yang membawa rendang sebagai bekal karena dapat bertahan hingga satu bulan. Hingga sekarang rendang tak hanya disajikan untuk acara adat saja melainkan menjadi hidangan yang dapat disantap sehari-hari.

sumber: tempo.co

Author: Bang Ferry

GEOLOGIST LIKE COFFIE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *